Thursday, January 19, 2006

pagi di bulan oktober...

Pagi itu berangkat sekolah seperti biasa, tanpa ada beban dan ragu untuk melangkah. Jam tujuh kurang sepuluh menit, itu terakhir kulihat jam dinding di ruang studi tadi dan sekarang pasti kurang 5 menit, menurut perkiraanku aku bakal sampai di kelas sekitar 2 menit lagi, dan tiga menit sisanya bisa aku pake untuk mikirin toRee hingga speaker di dinding kelas mulai berbunyi “tuk.. tuk” dan doa pagi harian dimulai. Bahkan aku bisa sedikit korupsi waktu saat doa untuk masih mikirin dia. Huh… rasa rindu ini belum berkurang sedikitpun juga!

Victoria Hapsari, bukan sebuah pelarian tapi sebuah harapan baru yang aku bangun bersama keterpurukan hatiku yang kualami sebelumnya. Dan aku sumpah mati mencintai dia sepenuhnya. Tiga bulan sudah aku lewati hari-hari ini tanpa dia. Rinduku terpisahkan 40 kilometer, tapi hatiku masih selalu berusaha dekat, walau itu bukan hal semudah mendekatkan diriku dengan meja di depanku ini.

Pelajaran hari ini sunguh membosankan, masuk kelas IPA bukan suatu pilihan atau sebuah kecocokan buatku, dan angka-angka juga grafik-grafik ini bisa bikin aku setengah gila. Aku pun merapatkan kepala ke meja, mudah memang, sedikit rasa takut menyelimuti diri, siapa tahu tiba-tiba namaku dipanggil untuk ngerjain soal latihan di depan kelas. Tapi rasa kantuk ini terlalu membius kesadaranku, lambat laun rasa takut itu memudar, pikiran mengalir lambat bak aliran kali Lamat di belakang asrama saat musim kemarau, dan aku pun tertidur pulas. Keinginanku pun terkabulkan, aku bertemu dia.. tatap mata yang tajam itu masih saja ada.. dan aku mencintainya.. Toree.. aku ingin memelukmu.. bukan sebentar.. tapi selama kita bisa.. aku terlalu kangen…

…………………..

“Andika Priadiputra.. absen no 5!.. ya kerjain soal nomer 7 halaman 104. Kerjakan di papan tulis paling pojok itu ya… hm.. jangan lupa soal nomor 4 itu dihapus, udah betul itu.. semua udah selesai nyalin kan..??” Pak Rinto mulai berbicara.. tapi empat matanya masih terus fokus ke halaman buku yang terus dibolak balik…

“……………….”

“Dika.. mana orangnya ini..! “ kepalanya mulai menoleh kesana kemari.

Seluruh kelas mulai berisik, ketawa tapi ditahan.. seolah menunggu aku kepergok ama Pak Rinto. Ya dan dia mulai berjalan, menuju ke tempat aku duduk., dia membungkuk.. dan berbisik..

“Dika.. udah bisa bangun?”

Sesaat pertemuanku dengan toree terganggu, ….
Kubuka mataku….
Dan wajah pak Rinto sialan itu ada tepat di depan mukaku…
“sial… !!“sembari aku memalingkan kepalaku.. dan rasa takut itu kembali menghantui..



IPA Satoe.. smu pl van lith muntilan
Oktober 2001

No comments: